Sunday, April 18, 2010

Karesidenan Cirebon 17Apr2010

Trip satu hari ke Cirebon ini sebenernya arisan keluarganya nyokap, yang kalo diadakan di Jakarta gak pernah gw ikutin hehe. Ketika gw mendengar rencana dari nyokap bahwa mau arisan keluarga di Cirebon sekalian wisata batik, gw langsung mengajukan diri untuk ikut.. Udah lama pengen liat-liat batik di Cirebon semenjak baca berita dikoran mengenai wisata batiknya ibu Ani Yudhoyono yang naik kereta api bersama ibu-ibu pejabat lainnya mengunjungi para penjual dan perajin batik di Cirebon. Selain itu, gw emang udah dengar dari dulu kalau Cirebon selain terkenal dengan sebutan kota udangnya juga terkenal sebagai salah satu pusat penghasil batik di pulau Jawa, and I'm in loovvee with batik (and with udang as well). Sayangnya trip kali ini hanya difokuskan kepada wisata/belanja batiknya. Mungkin lain waktu bisa diusulkan utk wisata/makan udang ya ibu-ibu...

Sebelumnya gw sangat berharap trip kali ini dilakukan dengan naik kereta api, terakhir naik kereta api dari Jogja ke Jkt melewati Cirebon, dan dari Cirebon membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam untuk sampe Jkt dan gw masih enggan untuk menduduki kursi bis dalam rentang waktu yang lebih dari itu. Tapi seperti yang sudah gw ketahui sebelumnya kita akan naik bis ke Cirebon, yah jadi coba untuk dinikmati saja deh.

Tibalah tgl 17 April'10 yang sangat dinantikan...Tempat berkumpul adalah di rumah eyang Sunardi (kalo engga salah ya namanya) di jalan Langsat, Gandaria jam setengah 6 pagi. Huee gw mesti bangun jam 4 dong. Alarm pun berbunyi tepat pukul 4 dan gw pun mematikannya dan kembali tidur karena blm terdengar nyokap n kakak gw bangun. Oiya yang ikut trip ini hanya nyokap n kakak cewe gw. Jam 4.15 gw kembali bangun karena mulai terdengar tanda-tanda kehidupan diluar. Pukul 5 lebih dengan diantar kakak cowo kita berangkat.. sampe disana jam 5.35 ternyata baru ada 3 orang yang datang, dan kemudian berurutan pada bermunculan. Sang tuan rumah, yang pernah mempunyai acara masak di televisi, sudah menyediakan teh dan kopi untuk diseduh sendiri, wow benar2 tuan rumah yang baik...Sebenarnya gw udah ngga mau minum apa-apa lagi menjelang keberangkatan tapi teh anget manis sangat menarik dipagi hari yang dingin itu. Akhirnya 3/4 cangkir teh anget manis pun gw seduh, biarlah apapun yang akan terjadi nanti.

Bis datang sangat tepat waktu walaupun katanya dia sudah datang dari jam 4 tapi ternyata nyasar parkir didepan rumah orang yang beda gang, untung salah satu saudara sempat melihatnya dan menyuruhnya pindah kerumah yang benar. Perasaan lega hinggap ketika melihat bis yang disewa adalah bluebird dengan kapasitas 25 org, setidaknya pasti lebih nyaman dibanding bis kanguru itu.

Hingga pukul 6 bis belum berangkat karena masih menunggu sang koordinator yg datang terlambat (!!!), akhirnya dia datang dan meminta maaf karena telat bangun, yah setidaknya dia sudah jujur, ngga bilang karena macet (ya iyalah moso alesannya macet disabtu dini hari mana ada yang percaya hehe) . Akhirnya kita berangkat pukul 6.34 terlambat setengah jam dari rencana awal.

Dari rencana 21 orang ternyata yang ikut hanya 17, semakin lega bis nya....dan dari 17 orang bapak-bapaknya hanya ada 2 orang, sama pak supir jadi 3 orang hehe kasian bapak-bapak nya harus mendengar celoteh berisik ibu-ibu... Leganyaa.. dikursi belakang kosong jadi senderan kursi bisa diturunin sampe 180 derajat!

Perjalanan lewar tol lancar hingga melewati Bekasi Square, kemudian mulai tersendat dan akhirnya berhenti total!! Oow perasaan trauma gw muncul dan ini lebih parah lagi karena bis benar-benar berhenti untuk waktu yang cukup lama. Sebelumnya gw sempet tertidur tapi macet yang berhenti ini membuat gw terbangun dan kami semua bertanya-tanya apa yang terjadi didepan sana. Akhirnya gw membuka detik.com dan Jreng..jreng..Ada truk bermuatan gula terbalik didekat pintu tol bekasi, kemacetan hingga 2 km uh..oh..dimanakah truk itu berada ? apakah masih jauh dari bis gw berada?? apakah truk itu sudah bisa dipingirkan?? apakah ada korban jiwa? Orang-orang mulai turun dari kendaraannya dan melihat-lihat kedepan, gw mulai gelisah dan perasaan gelisah itu mulai membuat gw ingin sipip! Akhirnya gw melihat orang-orang yang keluar mulai masuk lagi kedalam kendaraannya dan harapan pun timbul. Gak berapa lama kendaraan mulai bergerak pelan, lambat, dan terlihatlah serbuk putih berserakan disepanjang jalan dan truk yang terguling juga terlihat tapi sudah diberdirikan. Gula yang tumpah lumayan banyak dan membuat puluhan meter jalan tertutup serbuk putih tebal. Ngga kebayang sebentar lagi semut-semut pasti berdatangan, ya semut-semut dari seluruh penjuru kota pasti akan datang. Semoga beruntung untuk kendaraan-kendaraan berikutnya hehe.

Dari segala perasaan tidak enak, yang paling ingin gw hindari adalah terjebak macet didalam tol. Jadi ketika sudah melewati lokasi kecelakaan itu, perasaan sangat lega pun menyeruak tapi perasaan ingin sipip belum hilang. Untung saja pak supir, bernama Siswanto, sangat pengertian (atau dia ingin sipip juga?) kami berhenti di rest area pertama yang kami jumpai.

Bis ini full entertainment, televisi yang ada bisa digunakan untuk karaoke dan tidak hanya satu ternyata micnya ada dua, ya mulailah orang-orang berduet. Dimulai dari lagu-lagu remaja masa kini hingga akhirnya lagu-lagu dewasa jaman dahulu. Entah siapa yang bawa lagu-lagu jaman dahulu itu, apakah supirnya atau sang koordinator. Pak de sedang asyik karaoke lagunya Mus Mulyadi.

Ketika melewati daerah Patrol, Indramayu kendaraan sedikit tersendat karena ada pasar tumpah, yang menurut pak supir pasar ini hanya muncul dihari selasa dan sabtu. Menurut pak supir lagi, pasar ini merupakan pemasok dari barang-barang di tanah abang dan pasar cipulir. Pasar ini terdiri dari lapak-lapak yang berjejer dipinggir jalan, menjual berbagai macam pakaian. Kira-kira panjang pasar itu ada 1 km dan sangat ramai. Ikut meramaikan pasar, puluhan becak parkir disepanjang jalan.
Akhirnya pukul 11.30 kami sampai Cirebon, rencana semula adalah mengunjungi keraton Cirebon dulu, tapi karena sudah mau masuk jam makan siang kami menuju daerah Trusmi untuk makan siang sekaligus tempat lokasi batik-batik. Trusmi adalah suatu nama desa di kabupaten Cirebon yang jaraknya kurang lebih 3 KM dari kota Cirebon. Kami makan disatu-satunya restoran yang ada digang itu. Direstoran tsb disediakan berbagai makanan khas Cirebon seperti empal Gentong, nasi Jamblang, tahu Gejrot.

Kain-kain batik yang dipajang itu juga dijual lho, harganya sekitar 200ribuan.


Selesai makan pukul 12 kami dipersilakan untuk berkeliling sendiri mencari batik karena disepanjang gang tersebut toko-toko batik berjajar dikiri dan kanan. Kami disediakan waktu hingga pukul 2, yang kami kira cukup karena toko-tokonya sangat berdekatan. Ternyata toko-toko batik disana kebanyakan merupakan rumah yang dijadikan toko, sehingga dari luar tampak seperti rumah biasa hanya dibedakan dengan berbagai plang nama tokonya. Toko-toko yang besar sudah menggunakan ac dan untuk pembayaran sudah menerima kartu kredit/debit, sedangkan toko-toko yang kecil masih harus cash. Tapi dilokasi restoran ada ATM bank Mandiri jadi jangan takut kekurangan uang cash. Persamaan dari toko-toko tersebut adalah untuk masuk kedalamnya kita harus melepas alas kaki karena kain-kain batik banyak berserakan dilantai. Jadi sangat dianjurkan untuk memakai sandal untuk kepraktisan ketika keluar masuk toko.

Harga batik sangat bervariasi, di toko yang besar dan ber ac harganya lebih mahal dan tidak bisa ditawar, tapi mereka memberikan potongan harga ketika barang dihitung dikasirnya, potongannya antara 5rb-10rb. Sedangkan ditoko yang lebih kecil batik bisa masih bisa ditawar apalagi kalo kita belinya banyak. Saran gw sih jangan berpaku pada satu toko saja, lebih baik lihat-lihat dibanyak toko karena walaupun motif batiknya hampir-hampir sama tapi modelnya bisa berbeda-beda. Tentu saja dibutuhkan waktu tidak sedikit untuk melihat-lihat toko dan batik sebanyak itu. Akhirnya kami hanya sempat mengunjungi 4 toko. Ditoko yang terakhir ini kami paling lama karena model-modenya lebih bagus dan harganya juga masih dibawah 100rban. Disini jam sudah menunjukkan pukul 2 dan nyokap belum selesai, karena baju yang ia inginkan ternyata ukurannya tidak sesuai. Penjual sekaligus pemilik toko menyanggupi untuk menjahitkan sesuai ukuran nyokap dan akan dikirim ke Jakarta apabila sudah selesai.


Akhirnya kali ini rombongan kecil kami yang terlambat 15 menit sampai ke bis. Karena waktu sudah semakin sore, koordinator bertanya apakah mau langsung kepusat oleh-oleh dan pulang atau sesuai rencana sebelumnya kita mengunjungi keraton Cirebon dulu. Ada yang ingin langsung kepusat oleh-oleh tapi ada juga yang ingin mengunjungi keraton, akhirnya bis berjalan menuju keraton.

Sepanjang jalan menuju keraton kita melewati jalan utama dikota Cirebon, dimana pusat pemerintahan, bisnis, dan komersil berada. Cirebon adalah kota yang cukup besar dan lengkap, dimana terdapat stasiun, pelabuhan, hingga bandar udara. Sepertinya pada jaman Belanda kota ini merupakan salah satu kota yang penting, bisa dilihat dari bangunan-bangunan besar peninggalan jaman Belanda yang masih terawat dengan baik.

Akhirnya kami sampai di Kompleks Keraton Cirebon, dengan sedikit penjelasan dari pak supir kami berkeliling dikompleks tersebut dan ketika sampai ditempat parkir dan kami dipersilakan untuk turun dan melihat kedalam Keraton, beberapa orang dari rombongan enggan untuk turun karena untuk masuk kedalam masih harus berjalan beberapa ratus meter dan pada siang hari itu cuaca sedang sangat terik, entah apa setiap hari cuaca seperti itu di Cirebon, karena kota ini adalah kota yang terletak dipinggir laut, atau hanya hari itu saja yang sangat panas. Sebenarnya ada yang ingin turun tapi karena hanya sedikit maka mereka pun mengurungkan niatnya dan kami melanjutkan perjalanan menuju pusat oleh-oleh.

Kami menuju Toko Sinta Asinan yang memiliki koleksi jajanan oleh-oleh yang sangat lengkap. Toko ini juga mengeluarkan produk mereka sendiri seperti berbagai macam sirup dengan rasa yang unik, ada rasa jahe, rasa jeruk nipis, dan rasa berbagai macam buah. Makanan kecilnya pun macam-macam, ada kerupuk rambak pedas, kerupuk rambak rasa ayam bawang, bawang goreng pedas, rengginang keju.



Sayangnya kota Cirebon ternyata juga memiliki masalah dengan warga miskin, banyak anak kecil dan orang tua mengemis didekat toko Sinta berjualan, mereka mengikuti setiap orang yang keluar dari toko tersebut hingga ketempat parkir mobil mereka. Yah termasuk dalam kota yang gagal menurut gw kalau masih ada penduduk miskin yang mengemis-ngemis ditengah jalan begitu. Masih belum terlalu banyak sebenarnya tapi kalau dibiarkan gw yakin mereka akan bertambah banyak.

Pukul setengah 5 kita beranjak pulang dan langsung menuju kota Jakarta. Perjalanan pulang alhamdulillah lancar sekali dan sampai kembali dirumah jam setengah 10 malam.

Secara general trip kali ini cukup menyenangkan karena gw pergi bersama keluarga, terutama nyokap karena gw ngga bisa membedakan batik yang bagus dan berkualitas hehe. Tapi yang paling disayangkan adalah sempitnya waktu untuk berbelanja batik, padahal salah satu tujuan utama trip kali ini kan untuk berwisata batik, masih banyak toko batik yang sebenarnya ingin dikunjungi. Kemudian yang disayangkan juga adalah tidak jadi mengunjungi keraton Cirebon, padahal kan pengen foto-foto karena gw belum pernah masuk kedalam keraton. Walaupun hanya sedikit tempat yang dikunjungi, sampai rumah badan terasa sangat lelah dan pegal, karena duduk lama dibis tentunya dan dari siang hingga sore hari cuaca sangat panas.

Untuk pak supir, walaupun didalam bis kami agak terguncang-guncang, disebabkan oleh kondisi jalan yang memang tidak semuanya mulus dan beberapa kali mengerem mendadak, gw memberikan credit tersendiri, karena ia sangat informatif, helpful, dan mengetahui jalan dengan sangat baik.

Oiya hari itu gw mendapatkan satu buah pashmina kecil dan satu buah atasan, ngga banyak ya :)







No comments:

Post a Comment