Setelah itu browsing2 apa aja yang bisa dilakukan disana secara gw sama sekali buta ttg Vietnam apalagi HCMC. Kali ini gw pergi cuman berdua sama Nee, agak2 khawatir juga karena kita hanya berdua dan cewek-cewek yang manis pula hehe. Bayangan awal mengenai Vietnam adalah negara yang masih terbelakang dan minim fasilitas dan seinget gw masih negara komunis dimana gw ngeri aja membayangkan bagaimana perlakuan mereka terhadap orang dari luar, apakah mereka bersahabat dan apakah tempat wisata disana layak dikunjungi, bagaimana pula dengan bahasa inggris orang2 disana. Ya gw baru memikirkan itu semua setelah memesan tiket pesawat Ha! mungkin kalau kebanyakan mikir malah ga bakal pergi kesana kali ya. Untungnya Dee baru aja pergi dari sana jadi tempat mana aja yg bisa dikunjungi sudah mulai terbayang. Walaupun Dee juga membawa beberapa cerita yang sedikit mengkhawatirkan ttg perjalanannya.
Dee cerita bahwa disana dia dan teman2nya sempat tertipu oleh pedagang minuman yg memberikan harga mahal untuk sebuah es kelapa, mereka jg sempat terlantar ditempat pemberangkatan bis menuju Muine, kemudian karena masalah komunikasi bis mereka tidak berhenti ditempat penginapan mereka sehingga mereka harus naik taksi untuk menuju kesana.
Cerita Dee memang sedikit menakutkan tapi tidak menyurutkan semangat kami utk pergi kesana, bahkan ceritanya membuat kami lebih siap utk merencanakan perjalanan tsb.
Kemudian kira2 dua bulan menjelang keberangkatan Nee cerita bahwa ketika ia hendak mengajukan cuti, bosnya memberikan informasi bahwa pada minggu yang sama dengan keberangkatan kami akan ada consultant dari luar yang datang dan diharapkan Nee ikut meeting dengan mereka. Ouuchh!! Seperti mendengar petir disiang bolong, gw langsung mempersiapkan hati untuk bisa menerima dg lapang dada atas ketidakjadian trip kami ini. Karena kalau gw yang ada diposisi Nee dan dengan kondisi bos gw yang miring itu gw ga yakin bisa meloloskan diri dari meeting tsb. Agak melegakan setelah Nee bilang bahwa dia akan tetap pergi bagaimanapun juga bahkan dengan risiko terburuknya dipecat dia akan tetap pergi. Wow salut atas sikap konsistennya tersebut. Tapi walaupun Nee telah berkata seperti itu gw tetap merasakan sedikit kegalauan dan kekhawatiran darinya. Yah kejadian ini membuat gw bersimpati tehadapnya dan sedikit melunturkan semangat dalam merencanakan perjalanan.
Tapi gw rasa ketidaksemangatan muncul bukan karena masalah itu tetapi lebih karena kejenuhan dalam merencanakan trip. Jarak waktu yang lama dalam perencanaan dan waktu keberangkatan itulah yang menimbulkan kejenuhan dalam mencari2 masukan mengenai tempat wisata disana. Tapi kekhawatiran, kegalauan dan kejenuhan tersebut hilang dan berganti menjadi semangat kira2 3mg menjelang keberangkatan. Wah gw semakin merasa banyak pengetahuan yang belum kami dapat apalagi kami juga berencana untuk pergi ke Kamboja yang dapat ditempuh selama 6 jam perjalanan darat menggunakan bus. Kami juga berencana untuk pergi ke Muine, salah satu kota di Vietnam, yang juga ditempuh dg 6 jam dengan bus. Bener2 padat tempat yang ingin kami kunjungi dan lokasinya berjauhan.
Berikut adalah rencana perjalanan kami selama disana.
Sunday | Monday | Tuesday | ||||
9-May | 10-May | 11-May | ||||
Morning | Saigon | Phnom Penh | ||||
Afternoon | Phnom Penh – berangkat jam 7 pg | Phnom Penh- berangkat jam 1 sg | ||||
Night | Arrive at 8 p.m. | Phnom Penh | Saigon- tiba jam 8/9 ml | |||
Stay in | Saigon | Phnom Penh | Saigon |
Wednesday | Thursday | Friday | |
12-May | 13-May | 14-May | |
Morning | Saigon | Muine – jam 5 pagi | Saigon |
Afternoon | Muine-berangkat jam 3 sore | Muine – jam 2 siang | Saigon |
Night | Muine – tiba jam 9 malam | Saigon – tiba jam 6 sore | Depart on 6 p.m. |
Stay in | Muine | Saigon |
Ya berdasarkan jadwal tersebut, kami akan berpindah2 penginapan setiap malamnya Ha! sedikit gila dan nekat ya! Jadwal kami buat sedemikian padatnya karena setelah kami browsing2 ternyata Vietnam memiliki banyak tempat wisata yang bagus dan tempatnya terpencar2 karena Vietnam dan juga Kamboja adalah negara yang cukup besar. Tempat wisata unggulan did ua negara tersebut pun tidak kami kunjungi karena letaknya yang sangat jauh. Orang2 yg tau gw pergi ke Kamboja akan berkomentar mengenai Angkor Wat atau Halong Bay di Vietnam, yah kalau ada kesempatan dilain waktu tentu gw berminat untuk pergi kesana.
Akhirnya sampai juga dihari H, gw pergi naik Damri dari blok M, cukup mengeluarkan 20rb rupiah sudah sampai depan terminal 2D, perjalanan lancar karena hari Minggu. Pesawat take off terlambat 30menit dari jadwal.
Flight Departing Arriving:
QZ7736 Jakarta (CGK) Soekarno Hatta International Airport Sun 09 May 2010, 1635 hrs (4:35PM) Ho Chi Minh (SGN) Tan Son Nhat International Airport Sun 09 May 2010, 1940 hrs (7:40PM)
QZ7737 Ho Chi Minh (SGN) Tan Son Nhat International Airport Fri 14 May 2010, 2005 hrs (8:05PM) Jakarta (CGK) Soekarno Hatta International Airport Fri 14 May 2010, 2310 hrs (11:10PM)
Jam di HCMC sama dengan jam di Jkt. Sampai dibandara kami
Sebelumnya kami sudah booking kamar hostel melalui internet dan pilihan jatuh pada My My Arthouse Hostel. Hostel ini terletak di jalan Pham Ngu Lao yang merupakan pusat backpacker. Biaya taxy dari bandara ke hostel sebesar 200rb Dong (100rb rupiah). Pada tahap ini gw perlu mengungkapkan pepatah yang sudah dimodif yaitu "The more is not always the merrier, but it definitely cheaper" hehe ya iyalah kalo kita pergi berempat tentunya biaya akan dibagi ke lebih banyak orang apabila dibandingkan hanya pergi berdua. Petugas dicounter bilang kalo kita tdk perlu mengeluarkan biaya apa2 lagi cukup 200rb dong tersebut, tapiiii...ketika taksi baru keluar dari gerbang bandara si supir sudah meminta kami tambahan 50rb dong yang ia bilang untuk entrance fee and parking fee. Woot!! mulai berulah nih supir kampret. Kami tentunya bersikeras utk tidak mau membayar dan ia tetap ngotot sambil mengadahkan tangannya. Akhirnya kami bilang nanti saja dengan harapan mungkin kami bisa menawar apabila sudah sampai tujuan.
Sepanjang jalan kami berdiskusi, apakah tidak dikasih sama sekali, apakah akan ditawar 10rb dong saja, atau kami bayar sesuai permintaannya. Kami sebenernya sangat kesal tapi supir taksi ini lumayan menghibur sepanjang perjalanan dengan pertanyaan dan komentar2nya. Akhirnya ketika sampai tujuan kamipun berusaha menawarnya tapi si supir bukannya mengancam atau marah2 dia malah merengek2 seperti anak kecil yang minta mainan. Yah akhirnya karena tidak bisa ditawar kamipun membayar 50rb dong tsb. Supir tersebut tentu saja kegirangan dan dia juga membantu kami membawakan tas dan menyebrangi jalan karena hostel kami tidak terletak dipinggir jalan utama dan harus masuk kedalam gang lagi.

Beginilah cerita malam pertama di HCMC kami habiskan :)


Cerita yg sangat berkobar kekekekeke;) Sangat informatif juga koooooooooo.....
ReplyDeleteAyo lanjutkan;)
duh, jadi penasaran dengan kelanjuta trip ini, huehehe, ayou donng diteruskan :D
ReplyDeletehahaha maap sudah lupa...dilanjutkan ke blognya lo aja nian
ReplyDelete