Friday, May 28, 2010

Ha Che Em Ceh- Vietnam Selatan 9 May 2010

Hiaaah akhirnya backpacking lagi setelah jeda setahun, kali ini pilihan jatuh kepada Ho Chi Minh City salah satu kota di Vietnam. Kenapa pilih HCMC?? karena Nee sudah memesan tiket kesana jadi gw ngikut aja. Alasan lainnya adalah karena ada penerbangan langsung dari Jkt kesana dengan Air Asia. Langkah berikutnya adl g mencari-cari tiket yang paling promo hampir setiap hari and akhirnya dapet juga tiket promo yg murah utk kesana. Pulang pergi gw dapet tiket seharga 687rb rupiah
Setelah itu browsing2 apa aja yang bisa dilakukan disana secara gw sama sekali buta ttg Vietnam apalagi HCMC. Kali ini gw pergi cuman berdua sama Nee, agak2 khawatir juga karena kita hanya berdua dan cewek-cewek yang manis pula hehe. Bayangan awal mengenai Vietnam adalah negara yang masih terbelakang dan minim fasilitas dan seinget gw masih negara komunis dimana gw ngeri aja membayangkan bagaimana perlakuan mereka terhadap orang dari luar, apakah mereka bersahabat dan apakah tempat wisata disana layak dikunjungi, bagaimana pula dengan bahasa inggris orang2 disana. Ya gw baru memikirkan itu semua setelah memesan tiket pesawat Ha! mungkin kalau kebanyakan mikir malah ga bakal pergi kesana kali ya. Untungnya Dee baru aja pergi dari sana jadi tempat mana aja yg bisa dikunjungi sudah mulai terbayang. Walaupun Dee juga membawa beberapa cerita yang sedikit mengkhawatirkan ttg perjalanannya.

Dee cerita bahwa disana dia dan teman2nya sempat tertipu oleh pedagang minuman yg memberikan harga mahal untuk sebuah es kelapa, mereka jg sempat terlantar ditempat pemberangkatan bis menuju Muine, kemudian karena masalah komunikasi bis mereka tidak berhenti ditempat penginapan mereka sehingga mereka harus naik taksi untuk menuju kesana.
Cerita Dee memang sedikit menakutkan tapi tidak menyurutkan semangat kami utk pergi kesana, bahkan ceritanya membuat kami lebih siap utk merencanakan perjalanan tsb.

Kemudian kira2 dua bulan menjelang keberangkatan Nee cerita bahwa ketika ia hendak mengajukan cuti, bosnya memberikan informasi bahwa pada minggu yang sama dengan keberangkatan kami akan ada consultant dari luar yang datang dan diharapkan Nee ikut meeting dengan mereka. Ouuchh!! Seperti mendengar petir disiang bolong, gw langsung mempersiapkan hati untuk bisa menerima dg lapang dada atas ketidakjadian trip kami ini. Karena kalau gw yang ada diposisi Nee dan dengan kondisi bos gw yang miring itu gw ga yakin bisa meloloskan diri dari meeting tsb. Agak melegakan setelah Nee bilang bahwa dia akan tetap pergi bagaimanapun juga bahkan dengan risiko terburuknya dipecat dia akan tetap pergi. Wow salut atas sikap konsistennya tersebut. Tapi walaupun Nee telah berkata seperti itu gw tetap merasakan sedikit kegalauan dan kekhawatiran darinya. Yah kejadian ini membuat gw bersimpati tehadapnya dan sedikit melunturkan semangat dalam merencanakan perjalanan.

Tapi gw rasa ketidaksemangatan muncul bukan karena masalah itu tetapi lebih karena kejenuhan dalam merencanakan trip. Jarak waktu yang lama dalam perencanaan dan waktu keberangkatan itulah yang menimbulkan kejenuhan dalam mencari2 masukan mengenai tempat wisata disana. Tapi kekhawatiran, kegalauan dan kejenuhan tersebut hilang dan berganti menjadi semangat kira2 3mg menjelang keberangkatan. Wah gw semakin merasa banyak pengetahuan yang belum kami dapat apalagi kami juga berencana untuk pergi ke Kamboja yang dapat ditempuh selama 6 jam perjalanan darat menggunakan bus. Kami juga berencana untuk pergi ke Muine, salah satu kota di Vietnam, yang juga ditempuh dg 6 jam dengan bus. Bener2 padat tempat yang ingin kami kunjungi dan lokasinya berjauhan.

Berikut adalah rencana perjalanan kami selama disana.

Sunday Monday Tuesday



9-May 10-May 11-May


Morning
Saigon Phnom Penh


Afternoon
Phnom Penh – berangkat jam 7 pg Phnom Penh- berangkat jam 1 sg


Night Arrive at 8 p.m. Phnom Penh Saigon- tiba jam 8/9 ml


Stay in Saigon Phnom Penh Saigon






Wednesday Thursday Friday

12-May 13-May 14-May
Morning Saigon Muine – jam 5 pagi Saigon
Afternoon Muine-berangkat jam 3 sore Muine – jam 2 siang Saigon
Night Muine – tiba jam 9 malam Saigon – tiba jam 6 sore Depart on 6 p.m.
Stay in Muine Saigon


Ya berdasarkan jadwal tersebut, kami akan berpindah2 penginapan setiap malamnya Ha! sedikit gila dan nekat ya! Jadwal kami buat sedemikian padatnya karena setelah kami browsing2 ternyata Vietnam memiliki banyak tempat wisata yang bagus dan tempatnya terpencar2 karena Vietnam dan juga Kamboja adalah negara yang cukup besar. Tempat wisata unggulan did ua negara tersebut pun tidak kami kunjungi karena letaknya yang sangat jauh. Orang2 yg tau gw pergi ke Kamboja akan berkomentar mengenai Angkor Wat atau Halong Bay di Vietnam, yah kalau ada kesempatan dilain waktu tentu gw berminat untuk pergi kesana.

Akhirnya sampai juga dihari H, gw pergi naik Damri dari blok M, cukup mengeluarkan 20rb rupiah sudah sampai depan terminal 2D, perjalanan lancar karena hari Minggu. Pesawat take off terlambat 30menit dari jadwal.

Flight Departing Arriving:
QZ7736 Jakarta (CGK) Soekarno Hatta International Airport Sun 09 May 2010, 1635 hrs (4:35PM) Ho Chi Minh (SGN) Tan Son Nhat International Airport Sun 09 May 2010, 1940 hrs (7:40PM)

QZ7737 Ho Chi Minh (SGN) Tan Son Nhat International Airport Fri 14 May 2010, 2005 hrs (8:05PM) Jakarta (CGK) Soekarno Hatta International Airport Fri 14 May 2010, 2310 hrs (11:10PM)


Jam di HCMC sama dengan jam di Jkt. Sampai dibandara kami bergegas menuju counter taxy dan kelupaan untuk mengambil peta. Padahal peta adalah hal yang penting untuk dimiliki seorang backpacker. Tentu saja kami tidak membeli peta HCMC di Jakarta karena pasti mahal dan dari hasil browsing2 kami tdk mendapatkan peta yang jelas. Memesan taxy melalui counter sangat dianjurkan karena harganya sudah pasti dan lebih aman.

Sebelumnya kami sudah booking kamar hostel melalui internet dan pilihan jatuh pada My My Arthouse Hostel. Hostel ini terletak di jalan Pham Ngu Lao yang merupakan pusat backpacker. Biaya taxy dari bandara ke hostel sebesar 200rb Dong (100rb rupiah). Pada tahap ini gw perlu mengungkapkan pepatah yang sudah dimodif yaitu "The more is not always the merrier, but it definitely cheaper" hehe ya iyalah kalo kita pergi berempat tentunya biaya akan dibagi ke lebih banyak orang apabila dibandingkan hanya pergi berdua. Petugas dicounter bilang kalo kita tdk perlu mengeluarkan biaya apa2 lagi cukup 200rb dong tersebut, tapiiii...ketika taksi baru keluar dari gerbang bandara si supir sudah meminta kami tambahan 50rb dong yang ia bilang untuk entrance fee and parking fee. Woot!! mulai berulah nih supir kampret. Kami tentunya bersikeras utk tidak mau membayar dan ia tetap ngotot sambil mengadahkan tangannya. Akhirnya kami bilang nanti saja dengan harapan mungkin kami bisa menawar apabila sudah sampai tujuan.

Sepanjang jalan kami berdiskusi, apakah tidak dikasih sama sekali, apakah akan ditawar 10rb dong saja, atau kami bayar sesuai permintaannya. Kami sebenernya sangat kesal tapi supir taksi ini lumayan menghibur sepanjang perjalanan dengan pertanyaan dan komentar2nya. Akhirnya ketika sampai tujuan kamipun berusaha menawarnya tapi si supir bukannya mengancam atau marah2 dia malah merengek2 seperti anak kecil yang minta mainan. Yah akhirnya karena tidak bisa ditawar kamipun membayar 50rb dong tsb. Supir tersebut tentu saja kegirangan dan dia juga membantu kami membawakan tas dan menyebrangi jalan karena hostel kami tidak terletak dipinggir jalan utama dan harus masuk kedalam gang lagi.

Untunglah ia membantu kami menyebrang karena walaupun sudah membaca berbagai blog mengenai kondisi lalu lintas di HCMC yang terkenal dengan motor2nya yg sangat banyak dan bersliweran tdk beraturan, ketika menghadapi sendiri kami sedikit shock. Jalanan disana berlawanan arah dgn jalanan disini. Untuk menyebrang harus liat arah sebelah kiri dulu kemudian baru sebelah kanan, depan dan kemudian kiri lagi! karena motor2 kadang juga jalan melawan arah. Bahkan motor2 disana lebih banyak dari pada di Jkt. Tips dalam menyebrang, apabila lo berdua sebaiknya masing2 melihat pada arah yang berlawanan dan itu terus dilakukan sampai lo selesai menyebrang alias sampai ditujuan. Bahkan kalo lo sudah merasa ahli dalam menyebrang jalanan di Jkt, tetap waspada jangan gegabah.


Sampai dihostel kami mendapatkan kamar yang cukup baik dan besar dimana terdapat tv, kulkas, ac dan kamar mandi didalam. Tetapi kami tidak menemukan contact person kami Ms Hanh Tu, yang ada hanyalah seorang pegawainya yang sama sekali tdk bisa berbahasa inggris, padahal kami ingin mengkonfirmasi pesanan tiket kami menuju Phnom Penh keesokan paginya. Akhirnya kami memang disambungkan melalui telepon oleh pegawainya tersebut.

Malam itu kami jalan keluar untuk mencari City Hall. Tempat ini merupakan lokasi foto yang bagus dimalam hari karena tata cahaya gedungya. Diseberang City Hall terdapat patung Uncle Ho yang sepertinya pendiri negara Vietnam karena fotonya ada dimana2, bahkan uang mereka apapun pecahannya pasti menggunakan uncle Ho sebagai gambarnya. Untuk menuju kesana kami terlebih dahulu menunjukkan foto city hall kepada sipegawai tersebut utk bertanya letaknya, tapi dia hanya menggelengkan kepala, entah karena benar2 tidak tahu lokasinya atau tidak bisa menjelaskannya. Akhirnya kami keluar dan mampir kesalah satu agen travel untuk bertanya, disana kami mendapatkan peta kecil yang lumayan membantu. Karena jalanan masih ramai di minggu malam itu kami pun memutuskan untuk berjalan kaki menuju kesana walaupun kami tidak tau pasti seberapa jauh lokasinya tapi kami yakin masih bisa ditempuh dg berjalan kaki.

Akhirnya setelah berjalan kira2 20 menit, melewati taman2, menyebrangi simpangan2 jalan, melewati pasar Ben Tanh, kami sampai juga di City Hall. Disana sudah ada beberapa turis yang berpose dengan latar berlakang uncle Ho dan City Hall. Kami pun bergabung dengan mereka. Cukup lama kami berpose2 disana hingga akhirnya kami kehausan dan kelaparan. Kami memutuskan untuk kembali menggunakan taksi. Karena kami lupa memberikan alamat yg jelas kepada supirnya kami pun kelewatan gang hostel kami.

Kami akhirnya turun dan sekalian mencari rumah makan yang menyediakan makanan halal. Kami menemukan satu rumah makan India yang ada logo halalnya. Disini kami mendapatkan pelajaran, sebaiknya tanyakan kepada pegawai rumah makan seberapa besar porsi makanan2 tersebut. Karena sangat lapar kami memesan masing2 satu porsi semacam nasi goreng, seporsi lumpia dan roti khas India sebagai penutupnya. Ketika nasi goreng datang kami terkejut karena porsinya sangat besar sehingga kami harus bersusah payah menghabiskannya, tetapi tidak habis juga. Dan tentu saja harganya tidak terlalu murah kami berdua habis 175rb dong disitu, hehe apanya yang backpacker kalau makan aja habis segitu. Setelah makan kami pun berjalan ke hostel dan kali ini menemukan Ms. Hanh.

Beginilah cerita malam pertama di HCMC kami habiskan :)










3 comments:

  1. Cerita yg sangat berkobar kekekekeke;) Sangat informatif juga koooooooooo.....
    Ayo lanjutkan;)

    ReplyDelete
  2. duh, jadi penasaran dengan kelanjuta trip ini, huehehe, ayou donng diteruskan :D

    ReplyDelete
  3. hahaha maap sudah lupa...dilanjutkan ke blognya lo aja nian

    ReplyDelete